Activity,  blogging,  common,  daily,  humanity,  kasus umum,  komunikasi,  kutipan,  Lifestyle,  menulis,  motivasi,  online,  pekerjaan

Sales Marketing

Ketika Kau Harus Terpaksa Keluar Dari Zona Nyaman

Apa yang dimaksud dengan zona nyaman ketika kau bekerja adalah saat kau merasa bahwa kau tidak akan mungkin diberhentikan atau dipecat atau yang semacamnya saat kau sadar bahwa kau melakukan sebuah kesalahan. Zona nyaman bisa saja menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif dan menimbulkan sebuah paradigma bahwa pekerjaan yang kau operasikan saat itu bisa sangat menunjang kehidupanmu dan sungguh sangat terasa mudah—tanpa harus mencucurkan keringat dan otak sedikit pun! Ya, memang ini terjadi pada salah satu fase kehidupanku pada saat itu. Saat kau merasa bahwa jerih payah dan segala usahamu—yang dengan sangat kau pertahankan meski kau kekurangan dalam segala hal—sama sekali tidak dihargai dan justru dipojokkan dan dibuat seolah tempat itu adalah penjara dan bukannya ‘rumah kedua’.

Tapi, aku—entah karena dibuat seolah aku berada dalam neraka atau memang tempat itu adalah ‘neraka kedua’—memutuskan menyerah pada segala-galanya yang merasa keberatan jika aku berada dekat dengan mereka. Entah aku dianggap seolah aku najis atau bahkan lebih buruk daripada najis terkotor, yang jelas aku sudah tidak berada di zona nyamanku lagi. Berat rasanya meninggalkan semua apa yang telah kubangun dengan tetesan keringat, airmata, dan materi yang sungguh sangat tidak seberapa—sampai akhirnya aku harus berada dalam titik termiskin yang tidak memiliki harta sepeser pun! Namun, itu belum berakhir dan tidak sampai disitu saja. Penderitaan ini masih akan terus berlanjut yang entah sampai kapan akan menemui cahaya. Kegelapanku masih terus menyelimutiku dan terus-menerus membuatku terhimpit hingga aku nyaris tidak bisa bernapas.

Sekilas saat mendengar kata zona nyaman hatiku tak terlalu bergeming, karena menurutku membicarakan tentang apa itu zona nyaman saat keadaanku sudah sangat babak belur seperti ini rasanya tiada guna. Karena, sekarang mataku sudah bisa terbuka bahwa istilah zona nyaman hanyalah tameng dari mereka-mereka yang ingin kabur dari kepahitan hidup dan semata hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari hitamnya dunia.

Istilah zona nyaman hanyalah tameng dari mereka-mereka yang ingin kabur dari kepahitan hidup dan semata hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari hitamnya dunia.

—unknown

Satu hal yang bisa kupetik dan ku pelajari dari proses pe-musafir-an diri ini adalah tak ada satu orang pun yang akan menolongmu saat kau terjatuh dan tertelan dahsyatnya pusaran hitam dunia, kecuali jika kau bisa mendapatkan tameng zona nyaman tersebut. Okay, baiklah, pada kenyataannya aku tak lagi bisa mendapatkan tameng itu dan aku memulai proses pe-musafir-an diri dengan melakukan perlawanan terhadap kejamnya dunia dengan berprofesi menjadi sales marketing.

Suatu hal yang benar-benar baru bagiku, meskipun profesi ini sudah tidak asing di telingaku. Namun, selama ini profesi sales marketing itu hanya ku gunakan sebagai status ‘profesi’ saja—dalam artian, aku tak pernah benar-benar bekerja dan mendapatkan gaji dari profesi tersebut. Hanya supaya aku terlihat seperti orang yang bekerja pada umumnya. Saat itu usiaku masih sekitar seperempat abad dan itu semua kulakukan bukan tanpa alasan, sih, tapi lebih kepada aku pribadi yang merasa bahwa ‘aku tidak seharusnya berada disini, dan ini bukan tempatku; ini juga bukan pekerjaan yang kuinginkan’. Karena, memang waktu itu aku bekerja sebagai sales marketing pada perusahaan pialang saham yang setiap sales marketing-nya diwajibkan mencapai target ratusan juta di setiap bulannya atau kau tidak akan mendapatkan gaji sepeser pun—bahkan, gaji pokok atau uang makan dan transport pun tidak ada. Artinya, kalau kau tidak bisa menjual produk perusahaan tersebut, maka kau pun tidak akan mendapatkan apa-apa! Kejam, ya? Ya itulah dunia diluar zona nyaman.

Kemudian, alur hidup setelah aku keluar dari zona nyamanku lantas menuntunku menuju ke sebuah jalan yang tidak asing namun tetap masih menjadikanku familiar dengan istilah sales marketing. Entah karena terpaksa harus menerima meski hati menolak atau karena memang keinginan hati yang menuntunku untuk menerima tawaran itu meski ada terbersit perasaan berat dan mengganjal. Yang jelas kesemuanya terjadi begitu cepat bak roller-coaster.

Intinya, menjadi seseorang yang berada di garda terdepan sebuah perusahaan itu tidaklah semudah yang kau bayangkan. Terdengar sepele tapi cobalah menjadi seseorang yang berada di posisi ini terlebih dahulu supaya kau bisa berkomentar dengan bijak. Bahwa, menjadi seperti diriku saja sudah sungguh berat, ditambah sebuah tuntutan pekerjaan yang membuat paradigma seseorang runtuh.

Tapi, tak ada yang salah dengan pekerjaan apapun di dunia ini selama kau menggunakannya untuk kebaikan bersama—dan tidak merugikan orang lain. Maka, aku pun akhirnya beranggapan bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar buruk asalkan kau mampu menekuninya dengan baik. Dimana pun kau berada kau akan selalu membutuhkan uang, maka sebaiknya mulailah berdamai dengan satu-satunya sumber penghasilanmu itu. Intinya, aku menikmati proses ini—sebuah proses bahwa Tuhan sedang memberikanku ujian berupa ‘perang’ dengan dunia kehidupan yang Ia ciptakan untukku berproses menuju kedewasaan dan pematangan diri. Karenanya, aku berpikir, hadiah apa yang akan Tuhan berikan padaku sehingga ujian yang aku jalani sungguh berat seperti ini?

Dari tulisan ini, aku bisa mengatakan bahwa tidak ada keputusan yang benar-benar salah yang pernah kalian ambil semisal memang kalian telah berpikir demikian. Karena apa yang mungkin kalian pikir salah adalah memang sudah menjadi bagian dari rencana Tuhan agar kalian berproses menuju sesuatu yang lebih baik—atau, Tuhan memang bermaksud memberikan sebuah ‘hadiah’ yang sangat istimewa untukmu kelak. Who knows? Kuncinya, hanya yakin dan percaya pada diri sendiri.

Karenanya, aku berpikir, hadiah apa yang akan Tuhan berikan padaku sehingga ujian yang aku jalani sungguh berat seperti ini?

—unknown

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!