
Traveler of ‘Cuan’
Saat Kemampuanmu Mencerminkan Karaktermu
Rasanya tidak bosan-bosannya aku menuliskan tentang bagaimana menyenangkannya kehidupan sebagai seorang penulis. Dan, bagaimana kalian menemukan apa yang tidak bisa kalian temukan di dunia nyata sebagai seorang insan manusia biasa—saat kau mulai menciptakan sebuah karakter dan menjadikan karakter tersebut adalah karakter favoritmu; layaknya sebuah avatar. Maka, kau akan bisa berbuat sesukamu sesuai yang kau inginkan dengan menggunakan avatar tersebut. Terlebih jika kau memiliki ratusan—atau bahkan, ribuan mimpi—maka menggunakan avatar adalah cara terbaik agar mimpi-mimpi itu terwujud dengan sendirinya. Salah satu kebanggaanku saat memutuskan menjadi seorang penulis adalah bahwa aku memang seorang wanita yang memiliki jutaan mimpi dan belum satu pun yang terwujud, maka dengan menjalankan avatar-avatar itu semoga sedikit demi sedikit mimpi-mimpi itu akan segera menjadi kenyataan—dengan menjadikannya motivasi dalam hidupku.

Ku jadikan ‘Traveler of ‘Cuan’‘ sebagai judul dalam tulisanku kali ini karena mungkin banyak diantara kalian para penulis atau kreator lain yang ber-transformasi sebagai pemburu cuan yang ingin menjual karya tulis atau karya apapun dari kalian dan sedang bingung mencari platform-platform mana saja yang sekiranya bisa menghargai hasil jerih payah kalian secara fair, kan? Aku pun yang ber-plot sebagai penulis saja masih dalam rangka berburu platform bagus yang bisa kujadikan ladang uang. Hanya saja, aku sudah menemukan beberapa platform yang (setidaknya) bisa menghargai jerih payah dan usaha kita dalam menghasilkan sebuah karya dan memberikan upah (dalam postingan saat ini adalah ‘cuan’) sesuai dengan tolok ukur karya yang dihasilkan.
Seharusnya banyak dari sekian platform yang berbayar—disini maksudnya adalah platform tersebut bisa membayar para kreator yang mendaftar sesuai dengan kredibilitas-nya masing-masing—sudah cukup bisa memberikan upah yang memang diinginkan oleh para kreator-kreator yang ada saat ini. Namun, pada kenyataannya, banyak diantara para kreator tersebut yang tidak puas dengan pemberian upah atau karena terhalang peraturan atas komisi dari platform yang mereka pilih selama ini. Apa mungkin karena para kreator itu salah pilih platform yang tidak seharusnya mereka berada disana? Atau, karena platform tersebut tidak cocok dengan kriteria para kreator itu? Jawaban kedua pertanyaan tersebut, bisa ya bisa tidak—tergantung dari platform jenis apa yang mereka masuki. Jika seorang kreator yang hasil karyanya berupa komik atau cerita bergambar, akan salah jika masuk ke sebuah platform yang produknya hanya khusus untuk para novelis saja—yang notabene-nya karya yang dihasilkan hanyalah karya tulis bukan sebuah cerita bergambar. Berlaku juga kebalikannya. Letak kesalahannya hanya di sekitar itu saja.
Untuk itu, berikut akan aku jabarkan platform-platform mana saja yang sekiranya cocok untuk kalian masuki dan pelajari bagaimana peraturan yang mereka jalankan serta bagaimana sistem pembagian komisi yang mereka anut.
Dreame (website resmi) 1
Noveltoon (aplikasi Android/iOS) 2
Basabasi.co (website resmi) 3
Karyakarsa (aplikasi Android/iOS) 4
Fizzo (aplikasi Android/iOS) 5
Storial.co (aplikasi Android/iOS) 6
NovelMe (aplikasi Android/iOS) 7
Sekian dari penjabaran beberapa platform karya yang pernah aku masuki dan pernah menulis disana, namun beberapa kutinggalkan karena menurutku tidak sesuai dengan karakter menulisku atau pernah sekali waktu aku merasa bahwa hasil jerih payahku membuat sebuah karya tulis sungguh tidak dihargai—karena mungkin bagi mereka, kualitas hasil karyaku hanya setipis tisu. Aku tidak menyebut platform yang mana dari yang kutulis tersebut. Kalian harus merasakan sendiri jika ingin memberikan opini. Ibaratnya, aku sudah pernah makan di restoran A kemudian aku merasa tidak puas karena entah rasa makanannya tidak enak atau harga yang tidak sepadan. Lalu, aku bertemu dengan seorang teman B dan C dan menceritakan pengalaman pahitku kepada mereka berdua. Teman B yang juga sudah pernah makan di restoran A tersebut berpendapat yang sama denganku, namun berbeda opini. Maka, si teman C yang belum pernah makan di restoran A hanya bisa berdiam diri dan tidak bisa berkomentar apapun sebelum ia sendiri merasakan pengalaman tersebut dan berbagi cerita di kemudian hari. Seperti itulah ilustrasi dari apa yang aku tulis diatas.
Semoga tulisanku bisa memberikan inspirasi untuk kalian para kreator yaa.

