blogging,  cinta,  menulis,  Real Story,  Relationship

Ultah Kelabu

Tak pernah kubayangkan bahwa aku akan mengalami hari ulangtahun yang kelabu dengan bumbu-bumbu airmata seperti ini. Malam sebelumnya aku memang sempat tersenyum dan bahagia bahwa rasa rinduku yang teramat sangat telah berhasil ia obati. Rasa rindu yang timbul karena aku harus beristirahat lamanya karena melahirkan buah cinta kami. Tapi, apa yang bisa kudapat—bahkan di hari istimewaku? Aku hanya menginginkan remah sisa waktunya; remah sisa cintanya—meski aku tahu aku takkan pernah bisa menggapainya; takkan pernah bisa memiliki raganya. Meski sungguh menyedihkan ketika kau memahami bagaimana ketika kau menjadi aku; saat tak bisa memenangkan apapun dari seseorang yang seolah sudah mendarahdaging dalam dirimu. Meski ruang ini sungguh terbatas, jika memang ia juga mencintaiku, maka aku akan berusaha mendapatkan hatinya walau hanya secuil. Apa aku berlebihan? Apa aku terlalu bucin?—sampai-sampai aku wajib berobat ke psikiater?

Ilustrasi Usahaku Belajar Ikhlas Untukmu

Aku tidak bisa melupakannya; tidak bisa melupakan semua apa yang telah kulalui bersamanya. Semua kenangan pahit dan manis yang telah terjadi selama ini membuat hatiku akhirnya kuat terhadap segala macam bentuk rasa sakit. Pun, disaat seharusnya aku bahagia, aku justru menangis. Tapi, aku tidak peduli. Aku tahu waktuku sungguh sangat terbatas. Ada saatnya nanti dia akan bahagia sendiri—dan, tentu itu bukan denganku. Aku cuma ingin memanfaatkan waktu singkatku dengan semua yang masih bisa kulakukan. Meski terasa berat, tapi jauh di dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku meminta…

Tuhan, jika Kau menciptakan perasaan ini hadir diantara kami, tentunya Kau pun memiliki solusi terbaik pada nasib hatiku yang tidak bisa meghilangkan sosoknya dari ingatanku. Maka, izinkan aku memiliki sedikit dari remah-remah hatinya untuk menyambutku—meski raganya telah jauh nanti. Izinkan aku tetap seperti ini dengannya, tanpa aku berniat untuk meminta lebih darinya sebagai bentuk usahaku mengikhlaskannya.

-my mind

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!