Activity,  cinta,  dating,  hidup,  kisah,  marriage,  menulis,  Real Story,  Relationship

Marriage in 2019

Online Invitation by Me. Akad Nikah Invitation, August 2019

Bagiku, pernikahan itu sakral. Tak ada hal lain yang bisa melukiskan bagaimana seseorang menjadi begitu bahagia pada hari spesial itu. Pastinya, sih. Sekarang, coba bayangkan saja, sebuah rencana yang telah dirancang sejak beberapa tahun sebelumnya bersama sang kekasih tercinta lantas bisa terlaksana dan menjadi kenyataan. Rasanya seperti mimpi. Juga, ada sedikit perasaan bangga dan seolah tidak percaya. Campuraduk jadi satu. Seperti aku yang seolah tidak percaya bahwa bulan Agustus 2019 akan menjadi hari paling bahagiaku di sepanjang tahun ini. Sebelumnya aku dan dia hanya berteman dan sama sekali tidak ada rencana apapun ke arah itu. Dari sebuah awal aku kesepian karena aku kehilangan sosok pria idaman yang paling aku inginkan di dunia ini hanya karena sesuatu yang menurutku tidak jelas. Aku menyebutnya sebagai ‘cinta yang terlewat‘. Tapi, ya sudahlah, itu sudah menjadi bagian dari masa laluku, dan aku tidak ingin mengingatnya lagi.  

Being wife of Mr. Tri Putra Septiyan

Aku bahkan pernah gagal membina rumah tangga dengan satu alasan yang sepele, namun bisa membuat segalanya hancur dan tidak terselamatkan. Tapi, itu juga bagian dari masa laluku yang tidak ingin kuingat lagi. Bahkan, untuk menjadikannya pelajaran pun rasanya sungguh berat. Traumatisme yang kurasakan sungguh besar.

Kini, aku hanya ingin bahagia dengan caraku sendiri, dengan seorang suami yang tak pernah sekali pun memprotes dengan apa yang aku lakukan selama hal itu baik. Awalnya aku tidak ingin menikah lagi; aku hanya ingin fokus mengurus anak-anak. Namun, keadaan ekonomi yang memaksaku mencari pendamping hidup lagi setelah aku tetap tidak berhasil menghilangkan rasa traumaku terhadap seorang pria. Paradigma itu masih melekat hingga aku merasa sedikit takut ketika harus menjalin hubungan yang lebih serius lagi.   Namun, kupikir aku tak seharusnya berlarut-larut dalam kubangan masa lalu. Beberapa orang-orang terdekatku pun mengatakan hal yang sama. Dan, inilah aku sekarang. Aku akan berusaha menjadi seorang istri yang baik dan berusaha menjaga rumahtanggaku serta menjaga keluargaku agar menjadi sebuah keluarga sebahagia mungkin—meski hidup ini sendiri pun sudah cukup banyak tantangan, tapi toh Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan manusia-manusianya. Itu pasti.

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!