Entah kenapa cinta selalu tak pernah mudah untukku. Ingin rasanya aku mengabaikan semuanya dan pergi menyendiri untuk beberapa saat, dimana aku tak perlu harus menangis dan bersedih. Lelah jika harus terus-menerus mengobati luka demi luka yang terus menganga dari waktu ke waktu. Lelah juga jika harus terus-menerus mengorbankan air mataku untuk sesuatu yang seharusnya sudah aku buang jauh-jauh dari kehidupanku.
Banyak yang terjadi, dan banyak juga yang harus dikorbankan. Hanya saja sesungguhnya aku lelah menangis. Selalu saja menangisi untuk hal-hal yang tak seharusnya ku tangisi. Jika kau bertanya ada apa denganku, jawabnya sudah bisa ku pastikan; aku tak tahu.
Berapa kali aku kecewa, berapa kali aku menangis, berapa kali hatiku tersakiti dan terluka? Ratusan bahkan mungkin ribuan kali. Tapi, aku memilih bertahan. Kenapa? Jika bukan karena cinta, lalu apa? Tak ada hal lain yang bisa menjadi alasan.
Kendati aku masih percaya karma akan selalu ada, tapi aku tak ingin jika karma itu datang pada seseorang yang aku sayangi. Mungkin memang karma adalah satu bentuk dari hukuman, namun hatiku tidak terbuat dari baja yang masih memiliki rasa iba.
Hati seorang wanita selalu bisa menandingi luasnya lautan bahkan lebih luas dari sebuah samudera. Tak banyak yang memahami mengapa wanita selalu bisa memaafkan meski mereka telah tersakiti hingga mungkin lukanya tak bisa lagi disembuhkan.
Rahasia Tuhan.
Namun, Tuhan selalu berpesan bahwa jika kau melukai seorang wanita hingga meneteskan air matanya maka balasan bagimu akan jauh lebih pedih dari apa yang kau torehkan pada hatinya.