Activity,  lingkungan,  menulis,  Neighbourhood,  Problem Solving,  problematika,  Real Story,  tragedy

Maut 1 Milimeter di Depan Mata

Aku selalu takut ketika maut berada sangat dekat denganku. Dan, aku benar-benar merasakannya sekarang. Berada hanya berjarak 1 milimeter dengan maut yang membuatmu menjadi manusia yang seolah hidup-segan-mati-pun-tak-mau.

10 Jam Sebelumnya

Sekujur tubuh penuh darah dan kau melihat di sekelilingmu banyak orang yang menolongmu tapi kau pun tidak sadarkan diri di mana kau berada saat itu. Mungkin seperti itulah gambaran diriku beberapa hari lalu ketika aku berada di posisi tak sadarkan diri dan kulihat tanganku telah basah kotor dengan tanah bercampur darah segar.

Ternyata aku yang menjadi korban kecelakaan itu. Entah mungkin karena belakangan aku memang seperti orang linglung, bingung, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku banyak pikiran dan kurang tidur. Sehingga, mungkin ini adalah teguran dan tamparan keras dari Tuhan. Bahwa, aku tidak seharusnya seperti itu. Hidup memang harus terus berjalan dan manusia takkan pernah terlepas dari masalah selama mereka masih hidup dan memijakkan kakinya di Bumi.

Namun, Tuhan takkan memberikan cobaan dan ujian kepada manusianya melebihi kemampuan manusia itu untuk menyelesaikannya. Aku pun dengan musibah yang menimpaku aku ingin belajar dari pengalaman bahwa aku harus bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Agar aku tak perlu mengulanginya lagi dan terjatuh di lubang yang sama dua kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!