Activity,  blogging,  cinta,  dating,  feels,  hidup,  menulis,  Mystery,  pribadi,  Real Story,  Relationship

Paranormal

Mungkin memang tidak dibenarkan jika manusia memercayai sesuatu yang belum terjadi jauh di depannya, karena dianggap mendahului Yang Maha Kuasa. Namun, manusia memiliki perasaan penasaran dan ingin tahu. Sama seperti halnya aku. Aku tidak pernah memercayai apa yang belum akan terjadi, tapi keingintahuanku sungguh besar.

Ada beberapa manusia di dunia ini yang di anugerahi sebuah ‘kelebihan khusus’ dibandingkan dengan manusia lainnya. Dan, tidak semua manusia memiliki kemampuan semacam ini. Mungkin persentasenya hanya nol koma sekian persen dari miliaran manusia yang hidup di Bumi. Kemudian, mereka yang memiliki kemampuan ini dinamakan paranormal.

Ada sebuah ‘harga’ yang harus aku bayar ketika aku memutuskan untuk menuntaskan keingintahuanku dengan menghubungi seorang paranormal. Konsekuensinya aku harus bisa menerima apapun yang ia lihat dan katakan. Aku tahu, aku mudah sekali diserang galau. Namun, aku tidak bisa percaya begitu saja, dan aku pantang jika harus menelan bulat-bulat perkataan orang lain tanpa aku menanyakan langsung ke narasumber yang terkait.

Aku tak bisa menyangkal ketika apa yang ia katakan nyaris 98% benar. Aku pun tahu ada sesuatu yang hancur dalam hatiku, ada yang luka di sana, ada luka yang belum sepenuhnya sembuh kembali menganga di sana. Aku sadar, aku harus kembali terluka di saat aku anggap semuanya baik-baik saja.

Aku sadar, aku harus kembali kecewa di saat aku ingin bahagia dengan serpihan-serpihan yang masih bisa ku satukan. Aku tahu, perjuanganku menyatukan serpihan-serpihan itu tidak mudah, hingga aku rela mengorbankan segala apa yang ku miliki. Tapi, lihatlah… seolah semua tak ada artinya. Seolah pengorbananku hanya berujung pada kata sia-sia.

Aku lelah…

Aku ingin mengakhiri semuanya…

Aku ingin terbebas dari perasaan ini….

Sebuah perasaan cinta, benci, kecewa, sakit, dan amarah yang sungguh ingin ku akhiri…, katakan padaku, mengapa semua sungguh sangat berat menggelayut di bahuku? Mengapa aku tak bisa melepaskannya walau hanya sedetik?—walau apa yang dilakukannya padaku sungguh sangat menyakitkan? walau apa yang dilakukannya padaku sama sekali tidak layak disebut dengan cinta? Mengapa?

“Satu pertanyaan : Mengapa aku tidak bisa membencimu, meski kau telah banyak menyakitiku, Someone?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!