Activity,  blogging,  cinta,  hidup,  kutipan,  Lifestyle,  menulis,  pribadi,  Real Story,  Relationship

Tak Ada Cinta yang Sempurna

Kecewa memang bukan hal baru lagi bagiku. Entah sudah berapa kali aku merasa kecewa dan kekecewaan itu rasanya sudah seperti makanan pokok sehari-hari. Artinya, aku sudah mulai terbiasa dengan semua rasa sakit dan perih yang menyayat setiap sudut relung hatiku. Dan, aku sudah terbiasa membiarkan luka-luka ini terbuka menganga dan tak lagi berusaha untuk ku sembuhkan. Mungkin aku merasa lelah untuk menyembuhkannya, jika nantinya harus terbuka dan terluka lagi. Itu akan lebih sakit daripada sekedar menyembuhkan luka demi luka yang menganga.

Ilustrasi Cinta
Aku tak pernah merasa lelah mencintaimu, meski aku harus selalu tersakiti. Bukankah sudah ku katakan bahwa cinta ini tak bersyarat? Entahlah, aku seperti menutup mata dan seolah tak peduli dengan semuanya. Sejak awal aku mencintainya aku memang telah mempersiapkan diriku dengan segala resiko yang ada. Bukan hanya soal bathin saja tapi juga tentang sikap dan perilaku serta bagaimana aku akan memperlakukan hubungan cinta ini ke depannya.
 
Aku memilihnya dengan segala kekurangan yang ada padanya, dan juga pada diriku. Pun, aku tak menganggap kekurangan itu sebagai sesuatu yang perlu dipermasalahkan, karena tak ada cinta yang sempurna.
 

Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna bagiku. 

—Ilana Tan (books cover “In a Blue Moon”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!