
Depression
Bagaimana terjadinya sebuah depresi, tentunya setiap orang memiliki porsinya masing-masing. Aku tak pernah berpikir (dan seharusnya aku menyadari) bahwa separuh perjalanan hidupku hanya dipenuhi dengan hal-hal yang membuatku merasakan depresi, hanya saja frekuensinya tidak terlalu mengkhawatirkan.

Tidakkah mereka memahami tentang apa yang disebut sebagai karakteristik manusia? Ini karakterku!—yang jelas berbeda dengan karakter orang lain—dan, aku akan tetap menjadi diriku sendiri! Tak ada siapapun atau apapun yang bisa mengubahku menjadi seperti orang lain. Kau tak bisa menyamakan karaketristik satu orang dengan orang lainnya dan lantas menjadikannya perbandingan. Untuk apa Tuhan menciptakan manusia dengan bermacam-macam karakteristik yang berbeda-beda? Ya, agar manusia itu menjadi majemuk dan berkarakter—dengan banyak perbedaan yang ada diantaranya!
Aku adalah aku! Dan, tak akan ada seorang pun yang bisa mengubahku, apalagi mempengaruhiku untuk bisa menjadi seperti orang lain. Aku takkan mengubah apapun, karena memang tak ada yang perlu diubah. Kalau orang lain saja bisa melakukan apa yang mereka mau tanpa ada cercaan, maka aku pun juga bisa. Karena, aku dan mereka sama-sama memiliki hak dan kewajiban yang sama. Toh, gaji yang aku dapatkan tak lebih besar dari mereka. So? Untuk apa aku harus bersusah payah memperbaiki diriku? Untuk apa juga aku harus merasakan depresi (yang kesekian kalinya) demi sesuatu yang tidak ada apa-apanya dan tidak sebanding? Aku cuma ingin menjadi diriku sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang aku miliki—itu saja!

