blogging,  cinta,  Real Story,  Relationship

Antara Iseng dan Sadar

Rasanya lama aku tidak update blog ini. Kesibukanku rupanya sudah cukup menyita waktu. Padahal baru sekitar bulan Mei kemarin aku terakhir menulis. Tulisan hari ini pun kubuat saat mataku sudah setengah tertutup kantuk, setelah sebelumnya aku iseng mengganti template blog ini. Sekedar ganti suasana, kupikir.

 
Banyak yang terjadi sepanjang dua bulan belakangan ini, baik itu yang menyangkut diriku sendiri ataupun orang lain. Kurasakan semuanya begitu kompleks. Mulai dari yang sedih, bahagia, was-was, berdebar-debar, hingga terharu. Aku mungkin tak bisa menceritakannya satu per satu, selain karena keterbatasan waktu juga mataku yang sudah tidak kuat untuk ‘bekerja’ lagi.

 

Singkat kata, kini aku bahagia. Ya, dan hal itu selalu kuamini setiap saat. Berawal dari sebuah iseng, kemudian berlanjut ke sebuah hubungan yang lebih serius. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur. Tuhan tidak akan mengabulkan permohonan manusia, apabila manusia itu tidak mau berusaha demi mencapai keinginannya. Dan, ungkapan itu memang benar adanya. Aku telah membuktikannya. Kebahagiaan ini aku anggap sebagai ‘hadiah’ atas usaha yang aku perjuangkan demi menggapai impianku.

Apapun yang aku rasakan sedih dan berkeluh kesah selama ini kuanggap sudah terbayar lunas, dan bahkan melebihi dari ekspektasi yang aku harapkan.

Mungkin aku memang sedih. Banyaknya masalah yang harus aku hadapi di kantor takkan menyurutkan sesuatu yang masih tersimpan dalam hatiku.

Tak jauh berbeda dengan apa yang aku tulis diatas, bahwasanya manusia hanya bisa memanjatkan doa dan berharap. Sesederhana itu. Usaha dan doa tak pernah terpisahkan, seakan mereka adalah satu ‘paket’. Tak pernah berdiri sendiri dan tak pernah terlihat ‘sendiri’, keduanya harus selalu ada dalam hidup kita dan menjadi dasar sebuah keyakinan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!