Activity,  blogging,  cinta,  harapan,  Relationship

A Golden Box

Seringkali kudengar pendapat orang bahwa cinta itu indah. Ya! Indah jika cinta itu layaknya barang yang bisa kau beri nama dan selalu kau kunci dalam peti peyimpanan agar tidak hilang atau raib. Namun, bukan cinta namanya jika cinta itu selalu kau kurung dalam sangkar emas dan sama sekali tak dibiarkan bebas. Terkadang, kau harus merelakannya bebas, dengan beribu ancaman yang mungkin mengancam cinta itu sendiri.

 
Meski kau tak ingin, tapi kau harus. Cinta punya jalan sendiri untuk menemukan pasangannya. Seperti anak kunci yang selalu menemukan panelnya agar daun pintu dapat terbuka.
 
Sedih. Satu kata jahanam yang mampu mengucurkan miliaran butiran airmata hingga nyaris tak tersisa. Apa? Itukah cinta?Mungkin menangis tak menyelesaikan masalah. Tapi, setidaknya itu bisa membuatmu lega. Cinta yang kurajut dengan benang kusutku, apa artinya jika pada akhirnya harus terpaksa kurelakan ia pergi? Meski itu berat, aku bisa apa? Apa yang bisa kulakukan di posisi ini?Seharusnya aku menyesal mengenalnya, dan seharusnya aku melupakannya. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak sanggup.
 
Dia adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan atas pengharapanku. Dan, aku akan selalu menjaganya sepenuh hatiku—dalam sebuah kotak berlapis emas dalam palung hati yang teramat indah.Satu kedamaian tak tergantikan dengan menyimpanmu disana. Selalu mengalunkan melodi dalam setiap helaan napas dan detakan jantungku.
 
Aku (selalu) Sayang Kamu, G.”

 

 

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please, do not copy!!