
Try to Be Happy as Usual
Jika dibilang bahagia, aku bahagia sekarang. Ya, sungguh. Ketika aku membuka halaman awal blog-ku, aku tidak menemukan apa yang aku cari dan aku tunggu. Ternyata seseorang di luar sana belum tahu bahwa aku menulis tentangnya. Atau, mungkin dia tidak merasa. Oke, tidak apa-apa. Aku toh tidak mengharapkan dia membacanya. Tak penting juga.
Sekarang, soal kebahagiaanku sendiri. Sebelumnya aku tidak pernah merasa sebahagia ini. Ada seseorang yang memperhatikanku dari kejauhan sana. Mungkin tak seharusnya aku merasa terlalu bahagia, karena perhatian itu tidak bisa diartikan sebagai “perhatian yang lebih”. Kupikir itu normal, tapi yah, setidaknya aku sudah berusaha jujur – dari hati – kalau aku senang diperhatikan.
Meski tak terkatakan, sesungguhnya aku merasa sedih. Cukup lama aku merasakan airmata yang meleleh di pipi, merasakan sakitnya hati yang teriris, merasakan perasaan yang melukai relung kalbu, kini aku mencoba untuk bahagia dengan caraku sendiri – caraku mengenalnya dan memberikan perhatianku padanya. Mencoba untuk bahagia dengan apa yang telah aku miliki. Di sisi lain, aku juga harus belajar untuk menerima sesuatu yang rasanya mustahil, dan belajar untuk menerima sebuah kekalahan. Walaupun kedengarannya sulit bagiku, tapi aku harus. Aku tak mungkin bergantung pada sesuatu yang tak mungkin, kan?—apalagi yang mustahil.
Tapi, apapun itu, aku senang dia ada untuk aku. Setidaknya, ketika aku merasa sedih, dia selalu ada untuk menemaniku dan mengisi kekosongan jiwaku. Aku mungkin mencintainya, tapi aku tahu dan aku sadar cinta tak harus selalu memiliki. Ada kalanya cinta harus diiringi dengan pengorbanan. Dan, pada akhirnya, aku mungkin harus mengorbankan perasaanku untuk yang kesekian kalinya, demi rasa cinta ini.


2 Komentar
Cak Win
setuju sama agan, semoga sukses slalu dengan cintanya amin
SOTYASARI DHANISWORO
Amiinn.
Terimakasih yaa… 🙂